Saturday, December 19, 2009

ORANG YG MENGGHIBAH KAUM MUKMININ

JABIR BIN 'ABDILLAH radhiyallahu 'anh brkata, "Ketika kami sdg bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba2 tercium bau busuk yg tidak enak. Lalu Nabi brsabda, "Tahukah kalian bau apakah ini? INI ADALAH BAU ORANG-ORANG YG MENGGHIBAH KAUM MUKMININ." (HR Ahmad 3/351, Shahih Targhib 3/79, Hasan li ghairih) RASULULLAH shallallahu ‘alaihi wa sallam brsabda, “Tahukah kalian apakah ghibah itu?” Para shahabat mnjawab, “Allah & rasul-Nya lebih mengetahui!” Maka Rasulullah brsabda, “Ghibah adalah engkau mnyebutkan saudaramu dg sesuatu yg ia benci.” Lalu ada yg bertanya, “Bgm jika yg aku katakan memang ada padanya?” Rasulullah mnegaskan, “Jika yg engkau katakan memang ada padanya, ITULAH GHIBAH. Jika tidak, engkau telah berbuat dusta padanya.” (HR Muslim 2589)

Saturday, December 5, 2009

hadis palsu Peristiwa Tulisan Agung


Daripada hadith yang diriwayatkan oleh Baihaqi, seorang sahabat Nabi SAW bernama Abu Dajanah berkata, "aku telah mengadu kepada Rasulullah SAW dengan berkata", Wahai Rasulullah, sedang aku berbaring, tiba-tiba aku mendengar desiran suara seperti bunyi kisaran gandum dan berdengung seperti suara lebah. Dan aku terlihat pancaran seperti pancaran kilat. Lalu aku mengangkat kepala kerana terkejut dan takut. Tiba-tiba aku nampak bayangan hitam berdiri tegak memanjang memenuhi ruangan rumahku. Lalu aku mendekati bayangan itu, aku terasa kulitnya seperti bulu landak. Bayang itu menyemburkan cahaya seperti semburan bunga api ke arah mukaku sehingga aku menyangka badan dan rumahku terbakar."

Lalu Rasulullah SAW menerangkan, "Itu adalah syaitan yang mahu mengganggu dan membuat keburukan di rumahmu, wahai abu Dajanah."

Kemudian Rasulullah SAW menyuruh Ali bin Abi Talib menulis tulisan ini. Maka Saidina Ali pun menulisnya seperti berikut :


Maksudnya;

"Inilah perutusan dari Muhammad Rasul sekian alam. Kepada mereka yang datang mengerjakan umrah dan berziarah. Amma ba’du. Sesungguhnya kebenaran itu adalah perlindungan bagi kita. Jika engkau terlalu baik, jahat, pemimpin yang sebenar ataupun yang bathil. Inilah kitab Allah yang membicarakan dengan sebenar-benarnya kepada kita, sesungguhnya Kami mencatatkan apa yang kamu lakukan dan malaikat kami menulis segala apa yang engkau sembunyikan. Tinggalkanlah pembawa utusan ini dan pergilah kepada penyembah berhala dan mereka yang menyangka bahawa ada tuhan lain selain Allah. Katakanlah tiada tuhan melainkan Dia. Segala sesuatu akan hancur melainkan Dia. Baginyalah segala ketentuan dan kepadaNyalah kamu semua dikembalikan. Haa Miiim, mereka tidak akan diberi pertolongan, Haa Miim, Ain Siiin Qaaf. Berpecah belahlah musuh-musuh Allah, Hujah Allah itu amat jelas, Tiada kekuasaan melainkan kekuasaan Allah. Allah akan memberikan kecukupan kepadamu, Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Maha benarlah Allah Yang Maha Besar."

Aku membawa tulisan tersebut balik ke rumah dan aku letakkan di kepala dan tidur. Tidak lama kemudian, aku mendengar jeritan dan tangisan berkata, "Wahai Abu Dajanah, engkau telah membakar kami dengan perkataan/tulisan tersebut." Demi kebenaran sahabat Mu, tolonglah buangkan tulisan tersebut. Aku berjanji tidak akan datang mengganggumu lagi. Abu Dajanah menjawab, "Aku tidak akan membuangkannya sehingga Rasulullah menyuruh aku membuangnya."

Abu Dajanah menyambung ceritanya, sepanjang malam tersebut aku mendengar jeritan dan suara mengerang kesakitan sehinggalah menjelang subuh. Ketika aku sembahyang subuh bersama Rasulullah, aku pun menceritakan kepada baginda hal tersebut. Demi Allah yang telah mengutusku sebagai Rasul, sesungguhnya mereka (syaitan-syaitan) itu telah merasakan kesakitan dan akan menerima azab siksa hingga ke hari kiamat.

Dibawah disertakan soaljawab tentang hadis tersebut Soalan:
1. Apakah status kesahihan hadis ini?

2. Dikatakan juga bahawa ianya peristiwa tulisan agung dan keistimewaannya dpt menghalang gangguan makhluk halus, menghalang ilmu hitam dll.


3. Jika ianya hadis sahih, bolehkah tulisan tersebut dibuat tangkal utk budak-budak menangis mlm atau utk kegunaan sendiri? (semuanya sekadar ikhtiar)

4. Bagaimanakah cara yg sebaiknya utk beramal dgn hadis diatas, tulisan tersebut dilipat dan dibawa bersama, dibuat tangkal atau sebaiknya sekadar menghafal ayat tersebut dan dibaca bila perlu?


5. Bagaimanakan status pengunaan tangkal terutama utk kanak yg pada asalnya utk mengelakkan [email]sawan@menangis[/email] yg payah berhenti. Tangkal tersebut mengandungi ayat2 Al-quran atau tulisan yg tidak mengandungi unsur2 memuja atau syirik dan adab2 lain dijaga seperti tidak dibawa ketandas.

dll
Post subject: Re: SJ-2099: Kesahihan hadis Abu Dujanah ------------------------------------------------------------------------
Jawab:

1. Status hadis tangkal Abu Dujanah ini adalah Maudhu' (palsu). Ia dikeluarkan oleh Imam alBaihaqee dalam Daailan Nubuwwah 1/118. Imam alHafedz Jalaludin asySyuyuti mentakhrijkan sebagai maudhu' (Allaali ul Masynu'ati fil Ahadithil Mawdhu'ati 2/347)


2,3,4 Tidak releven sebab ia hadis palsu


5. Penggunaan tangkal dalam perubatan adalah khilaf fiqhi. Imam Hasan alBanna (Risalah Ta'alim, Usyul Asyreen #4) menyerahkan kepada umat Islam dengan syarat berikut spt mana yg digariskan oleh Imam Syuyuti (Fathul Majid/128):
a. Ia berbentuk ayat AQ, asma' Allah atau sifatnya b. dengan bahasa Arab yg dimengerti maknanya c. I'tikad bahawa tangkal tidak boleh memberi kesan dgn sendirinya. Syaikh Muhammad alGhazali, mujtahid terbaik abad ini menolak tangkal walaupun dari ayat AQ kerana dalil2 melarangnya adalah umum dan juga atas kaedah Sadd adDzara'iy, yakni jika dibolehkan tangkal dari ayat AQ, ia membuka ruang kepada tangkal dari perkara2 lain.

Kita sentiasa muda untuk melakukan dosa tetapi tidak pernah tua untuk bertaubat


http://www.darulnuman.com/mhikmah/tulisan.html


Monday, November 9, 2009

Mengapa Aku Tanggalkan Bikini untuk Niqab?



Mengapa Aku Tanggalkan Bikini untuk Niqab?
Sara Bokker, dahulu seorang aktris perempuan dan seorang model.Ia melepaskan bikini dan menggunakan cadar. Dengan cadar ia mengaku lebih bebas
Hidayatullah.com--Sebagai perempuan Amerika yang lahir di ‘Jantung’-nya Amerika, aku tumbuh dewasa seperti gadis-gadis lainnya dan terbiasa dengan kehidupan glamour kota besar. Kemudian aku pindah ke Florida, di Pantai Selatan Miami, di sebuah tempat populer bagi pencari kehidupan glamour. Tentu saja, saat itu aku juga melakukan apa yang dilakukan oleh umumnya gadis-gadis Barat. Aku hanya memperhatikan penampilan fisik dan daya tarikku, mengukur nilai reputasiku dari banyaknya perhatian orang lain padaku. Aku berolahraga teratur hingga menjadi pelatih pribadi di sebuah perumahan mewah pinggir laut dan menjadi pengunjung setia pantai yang ‘suka pamer tubuh’ serta sukses mencapai taraf kehidupan yang ‘penuh gaya dan berkelas’.
Tahun-tahun berlalu, kupahami bahwa ukuran nilai kepuasan diri dan kebahagiaanku bergeser pada semakin tingginya aku menggunakan daya tarik kewanitaanku. Saat itu, aku sungguh menjadi budak mode. Aku sungguh menjadi sandera dari penampilanku sendiri.
Oleh karena celah kosong antara kepuasan diri dan gaya hidup makin melebar, maka aku mencari perlindungan diri dari tindakan pelarian ke alkohol dan pesta-pesta, dengan cara mengikuti meditasi, menjadi aktivis, dan belajar kepercayaan-kepercayaan alternatif, dengan tujuan agar celah kosong itu terkoreksi dan terlihat lebih landai. Namun, akhirnya aku sadar bahwa semua itu hanya seperti obat pemati-rasa saja, yang sakitnya bisa terasa kembali, daripada sebuah pengobatan yang benar-benar efektif.
Kemudian terjadi peristiwa 11 September 2001. Sebagai saksi atas terjadinya serangan berkelanjutan pada Islam, pada nilai-nilai dan budaya Islam, dan adanya deklarasi yang berkonotasi negatif mengenai “Aktivis Salib Baru”, aku tergugah untuk mulai memperhatikan Islam. Hingga saat itu aku mengasosiasikan semua yang berbau Islam dengan perempuan-perempuan yang berbaju seperti ‘kemah’, tukang pukul isteri, harem, dan dunia teroris.
Sebagai aktivis pembebasan perempuan dan sebagai orang yang mengupayakan dunia yang lebih baik untuk semua, jalanku bersilangan dengan jalan aktivis lainnya yang telah memimpin tindakan reformasi dan keadilan untuk semua tanpa pandang bulu. Aku bergabung dalam kampanye pembimbing baruku yang saat itu masih berlangsung, salah satunya adalah reformasi pemilihan umum dan hak-hak sipil. Sekarang ini, kegiatan aktivisku sudah sangat berbeda. Daripada mendukung keadilan untuk sebagian orang secara ‘selektif’, aku belajar bahwa yang ideal seperti keadilan, kebebasan dan penghargaan benar-benar berarti dan intinya bersifat universal, lalu antara masing-masing kebaikannya dan dasar kebaikan ketiganya harus sejalan dan tidak konflik. Untuk pertama kalinya, aku mengetahui sesungguhnya arti “semua orang diciptakan sederajat”. Tetapi yang sangat penting, aku belajar bahwa hanya perlu keyakinan untuk melihat dunia yang satu dan untuk melihat penyatuan dalam penciptaan.
Suatu hari aku melewati sebuah buku yang dikonotasikan negatif di Barat – Al-Quran Yang Suci. Tadinya aku tertarik pada gaya dan pendekatan Al-Quran dan kemudian minatku terbangkitkan lebih dalam pada pandangannya tentang keberadaan makhluk, kehidupan, penciptaan dan hubungan antara Pencipta dan penciptaan itu sendiri. Aku rasa Qur’an dapat menjadi sumber pembuka wawasan dan pengetahuan untuk hati dan jiwa tanpa perlu penerjemah atau pastor.
Akhirnya aku sampai pada momen penting yang mengubah kehidupanku selanjutnya: Pemahaman aktivis yang baru kurasakan untuk kepuasan diri baru-baru ini, ternyata tidak berarti apapun dibandingkan dengan memeluk sebuah keyakinan yang disebut Islam, yang memungkinkan aku hidup damai sebagai Muslim yang bisa bermanfaat.
Aku membeli sebuah gaun panjang yang cantik dan penutup kepala, mirip gaya busana Muslimah dan dengannya aku berjalan di jalan dan lingkungan tetangga yang sama, yang beberapa hari sebelumnya aku masih mengenakan celana pendek, bikini atau gaya busana Barat yang berkelas. Walaupun masyarakat, wajah dan toko semuanya tetap sama, ada satu hal yang sangat berbeda, karena untuk pertama kalinya -aku bukan lagi-, rasa damai itu juga bukan yang sama sepanjang hidupku sebagai perempuan. Aku merasa seolah-olah semua rantai telah putus dan akhirnya aku bebas sebenar-benarnya. Sangat menyenangkan melihat wajah heran dari orang-orang lain dibandingkan dengan melihat wajah pemangsa yang siap menerkam korbannya, yang sering kutemui dulu. Tiba-tiba saja beban itu terangkat dari bahuku. Aku tidak lagi menghabiskan waktuku untuk berbelanja, membeli kosmetik, ke salon dan melatih fisik untuk penampilanku. Akhirnya aku bebas.
Dari semua tempat itu, aku menemukan Islamku tepat di pusat dari tempat yang sering disebut sebagian orang sebagai ‘tempat tersering terjadinya skandal di bumi’, bagaimanapun membuat semua itu menjadikannya penuh cinta dan spesial.
Walaupun bahagia dengan Hijab, aku menjadi ingin tahu mengenai Niqab (cadar), karena melihat peningkatan angka Muslimah yang mengenakannya. Aku bertanya kepada suamiku yang juga Muslim, yang menikah denganku setelah aku menjadi Muslimah, apakah aku diperbolehkan mengenakan Niqab atau cukup dengan hijab-ku yang sekarang telah kukenakan. Dengan santainya suamiku menanggapi bahwa ia percaya bahwa Hijab adalah sebuah kewajiban namun tidak demikian dengan Niqab. Saat itu, Hijabku terdiri dari penutup kepala yang menutupi semua rambutku kecuali wajah dan gaun hitam panjang yang longgar, biasa disebut dengan Abaya yang menutupi tubuh dari leher hingga kaki.
Satu setengah tahun berlalu, aku mengatakan kepada suamiku bahwa aku ingin mengenakan Niqab. Alasanku kali ini, bahwa aku merasa akan lebih menyenangkan Allah, Yang Maha Pencipta, dan akan meningkatkan rasa damai dalam diri bila berpakaian lebih tertutup. Ia mendukung keputusanku dan mengantarku membeli ‘Isdaal’, sebuah gaun hitam longgar yang menutup dari kepala hingga kaki dan ‘Niqab’ yang menutup seluruh kepalaku termasuk wajah kecuali mata.
Tak lama, media mulai memberitakan tentang para politikus, pemuka Vatikan, pendukung kebebasan, aktivis HAM palsu yang berkali-kali mengkritik pedas tentang Hijab, apalagi Niqab, yang bagi orang lain tampak sebagai bentuk yang sangat kejam terhadap kaum perempuan, juga dianggap gangguan dalam bersosialisasi dan baru-baru ini seorang pegawai Mesir mengatakan bahwa hal itu ‘sebagai tanda-tanda kemunduran’
Lalu aku menilai sebuah kemunafikan parah saat beberapa pemerintahan Barat dan juga kelompok pembela HAM palsu yang tergesa-gesa mencoba membela hak-hak perempuan ketika pemerintahan beberapa Negara lainnya memaksakan penggunaan kode berbusana tertentu untuk perempuan. Sekalipun begitu ‘Pejuang Kebebasan’ melihat sisi lainnya ketika kaum perempuan kehilangan hak-haknya, tidak dapat bekerja, belajar, hanya karena memilih untuk menggunakan haknya untuk mengenakan Niqab atau Hijab. Sekarang ini, terjadi peningkatan pembatasan kaum perempuan yang mengenakan Hijab atau Niqab dari kesempatan bekerja dan pendidikan, bukan hanya di bawah rejim yang totaliter seperti di Tunisia, Maroko dan Mesir, melainkan juga di Negara-negara demokrasi seperti Perancis, Belanda dan Inggris.
Saat ini, aku masih tetap menjadi aktivis perempuan, tepatnya aktivis perempuan Muslim, yang memanggil para Muslimah untuk mengambil tanggung jawab mereka memberi dukungan semampunya kepada suami agar menjadi Muslim yang baik. Untuk membesarkan anak-anak mereka agar menjadi Muslim yang jujur dan bertanggungjawab, sehingga mungkin nanti bisa menjadi cahaya untuk kemanusiaan. Untuk memerintahkan kebaikan –kebaikan apapun- dan untuk mengharamkan kejahatan –kejahatan apapun-. Untuk berbicara tentang kebenaran dan kebajikan serta melawan semua keburukan-keburukan. Untuk memperjuangkan hak-hak kita mengenakan Niqab atau Hijab untuk menyenangkan Yang Maha Pencipta, apapun yang kita pilih. Dan juga penting, untuk membagi pengalaman mengenakan Niqab atau Hijab kepada teman perempuan yang mungkin belum pernah berkesempatan untuk mengerti apa arti sesungguhnya mengenakan Niqab atau Hijab bagi kita dan alasan-alasan kita sehingga, dengan penuh cinta, kita memeluknya.
Sebagian besar perempuan yang kuketahui mengenaikan Niqab adalah Muallaf Barat, sebagian dari mereka bahkan belum menikah. Yang lain mengenakan Niqab tanpa dukungan penuh dari keluarga maupun lingkungan dekatnya. Apa yang umumnya kita miliki adalah, bahwa semua itu adalah pilihan pribadi setiap orang atau masing-masing dari kita, yang tidak satupun dari kita menginginkan untuk menyerah.
Mau atau tidak mau, kaum perempuan dibombardir dengan gaya “berbusana minim hingga tanpa busana” secara virtual dalam setiap bentuk komunikasi dimanapun di dunia ini. Sebagai seorang bekas Non-Muslim, aku tetap menuntut hak-hak perempuan untuk sama-sama mengetahui mengenai Hijab, kebaikan-kebaikannya, dan kedamaian serta kebahagiaan yang dibawanya ke dalam kehidupan perempuan, seperti yang telah terjadi padaku.
Kemarin, bikini merupakan lambang kebebasanku, yang sesungguhnya membebaskanku dari kepercayaan-kepercayaanku dan sebagai manusia biasa.
Aku tidak dapat lebih gembira lagi karena telah menanggalkan bikiniku di Pantai Selatan dan gaya hidup Barat yang gemerlapan itu, untuk hidup damai dengan Penciptaku dan menikmati hidup di antara teman-teman sesama manusia sebagai pribadi yang layak menerimanya. Hal itu adalah alasanku untuk memilih mengenakan Niqab dan bersedia mati membela hakku yang tak mungkin bisa dicabut untuk mengenakannya.
Hari ini, Niqab adalah simbol baru pembebasan perempuan untuk menemukan siapa dirinya, apa tujuannya dan bagaimana bentuk hubungan yang dipilihnya agar bisa bersama Penciptanya.
Kepada perempuan yang menyerah terhadap anggapan buruk mengenai ketertutupan Hijab yang islami, aku bisa berkata: Engkau tidak mengetahui apa yang terlewatkan olehmu.
Kepadamu, penguasa peradaban yang korup dan tidak beruntung, juga para aktivis palsu, aku bisa berkata: Bawalah terus…
[Ditulis oleh Sara Bokker, dahulu seorang aktris/model/pelatih fitness dan seorang aktivis. Saat ini Sara Bokker adalah Direktur Komunikasi di “The March for Justice”, salah seorang pendiri ‘Global Sisters Network” dan Produser “Shock and Awe Gallery. Tulisan ini diambil dari situs www.marchforjustice.com. Cerita ini juga pernah dimuat di www.saudigazette.com.sa. Sara bisa dihubungi di srae@marchforjustice.com This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it ]
sumber; http://www.hidayatullah.com

Thursday, October 22, 2009

hebat ulama'


Hebat ilmuan islam Dr. Zakir Abdul Karim Naik

Berlatar belakangkan bidang kedoktoran, Dr. Zakir Abdul Karim Naik merupakan seorang pakar dalam bidang perbandingan agama diperingkat antarabangsa. Beliau sangat terkenal dengan teknik pidato dan debatnya yang sangat mantap dan berkesan, menggunakan dalil-dalil daripada al-Quran dan hadis yang sahih serta beberapa kitab-kitab agama lain seperti kita Bible, kitab Veda, kitab Bhagwad Geeta, kitab Upandishads dan banyak lagi.


Dilahirkan pada 18 Oktober 1965 di Mumbai, India beliau juga terkenal dengan kebolehannya mematahkan hujah pihak lawan serta memberikan jawapan yang menyakinkan terhadap persoalan-persoalan yang dikemukakan secara sepontan. Menjelang tahun 2002, beliau sudahpun memberikan lebih daripada 1000 ceramah di peringkat antarabangsa seperti di Amerika Syarikat, Kanada, United Kingdom, Arab Saudi, United Arab Emirates, Kuwait, Qatar, Bahrain, Oman, Afrika Selatan, Itali, Mauritius, Australia, Malaysia, Singapura, Hong-Kong, Thailand, Guyana (Amerika Selatan) dan banyak lagi termasuklah ceramah ditempat asal beliau sendiri; India.

Dr. Zakir Naik mendapat pendidikan awal di St. Peter’s High School (I.C.S.E), Mumbai sebelum ke Kishinchand Chellaram College, Mumbai dan Topiwala National Medical College, Nair Hospital, Mumbai. Akhirnya, beliau mendapat Ijazah Kedoktoran dalam bidang perubatan, M.B.B.S (Bachelor of Medicine and Bachelor of Surgery) di University of Mumbai, India.
Beliau aktif melibatkan diri dalam aktiviti-aktiviti dialog antara agama, dan antara yang paling berjaya adalah dialog bersama-sama Dr.William Campbell (Amerika Syarikat) pada 1 April 2000. Beliau digelar oleh seorang individu yang tidak asing lagi dalam dunia perbandingan agama; Sheikh Ahmad Deedat, sebagai ‘Deedat Plus’ pada tahun 1994.

Beliau juga menerima sebuah plag pada Mei 2005 sebagai anugerah daripada Ahmad Deedat yang terpahat padanya : “Son what you have done in 4 years had taken me 40 years to accomplish, Alhamdulillah.” Ia bermaksud, “Wahai anak muda, kamu hanya mengambil masa selama 4 tahun untuk mencapai apa yang saya dapat capai dalam tempoh 40 tahun.

Alhamdulillah.” Beliau sering dijemput untuk menyampaikan ceramah dibeberapa stesen televisyen dan radio di pelbagai negara, dan kini ratusan daripada video rakaman ceramah beliau boleh didapati dalam bentuk pita video dan cakera padat (CD)

Beliau kini telah meninggalkan karier beliau sebagai seorang doktor perubatan untuk menumpuhkan seluruh masa dan tenaga beliau untuk aktiviti dakwah islamiyah. Beliau kini menjawat jawatan sebagai Presiden Islamic Research Foundation (I.R.F), Pengerusi I.R.F. Educational Trust, dan Presiden Islamic Dimensions, Mumbai.

Antara buku-buku yang telah dikarang oleh Dr. Zakir Naik termasuklah Replies To The Most Common Question Asked by Non-Muslim, Quran And Modern Science – Compatible Or Incompatible, Concept Of God In Major Religions, Islam And Terrorism, Women’s Right In Islam – Protected Or Subjugated?, Al-Quran – Should It Be Read With Understanding?, Is The Qur’an God’s Word? Dan banyak lagi.

ISLAMIC RESEARCH FOUNDATION
Islamic Reseach Foundation yang diasaskan pada bulan Februari 1991 merupakan satu pertubuhan rasmi yang tidak berasaskan keuntungan yang berperanan menyebarkan dakwah serta mesej Islam kepada masyarakat, sama ada Islam mahupun bukan Islam. Kerja-kerja yang dihasilkan oleh I.R.F termasuklah buku-buku, dokumentari dan video-video ceramah telah sampai ke jutaan manusia di serata dunia melalui saluran TV satelit antarabangsa, Internet dan media cetak; kebanyakkan menumpukan kepada memberikan kefahaman terhadap kebenaran dan kesempurnaan agama Islam berdasarkan ayat-ayat al-Quran, hadis sahih dan juga logik akal. Islamic Reseach Foundation dinaungi oleh Dr. Zakir Naik Abdul Karim Naik.

IRF boleh dihubungi di alamat: 56/58 Tandel Street ( North),
Dongri, Mumbai – 400 009 India.
Tel : (0091-22) 23736875 (8 lines)
Fax : (0091-22) 23730689.
Laman web: http://www.irf.net

DR Zakir(kanan) menghadiahkan buku karangan beliau kepada DR William (kiri)

Dr. Zakir Naik Vs Dr. William Campbell

Tajuk: “Qur’an and Bible in the light of Science”


Sinopsis: Debat Hebat ini berlangsung di Skokie, Illinois, USA. Dr. Zakir Naik telah bertindak menerima cabaran Dr. William Campbell yang pernah menulis buku menghina al-Quran bertajuk “The Qur’an and the Bible in the light of History and Science”.
Dalam buku tersebut Dr.William Campbell menghina Al-Quran dengan mengatakan fakta-fakta di dalamnya bertentangan dengan Sains manakala ayat-ayat Bible menunjukkan fakta sains. Beliau juga mencabar Orang Islam untuk menjawap dakwaan beliau.

Antara kandungan menarik Debat ini ialah:…
- Pembuktian Al-Quran firman Allah menerusi Sains dan logik akal
- Konsep salah Holy Trinity
- Penyimpangan ajaran Kristian daripada ajaran Nabi Isa AS
- Kandungan Bible yang telah diubah
- Hujah-hujah Dr. William Campbell yang mudah dipatahkan oleh Dr. Zakir Naik
- Pembuktian KeRasulan Nabi Muhammad SAW Dr Zakir Naik mematahkan hujah-hujah Dr William Campbell menerusi:…
- Firman Allah dan Hadis Nabi SAW
- Petikan Ayat-ayat Bible
- Kajian Sains dan Teknologi

Lihat debat di sini:
http://www.youtube.com/view_play_list?p=625048053B10637E

Biodata Dr. Zakir Bin Naik:
Beliau berkelulusan Doktor Perubatan adalah seorang pendakwah bebas yang mendapat gelaran ‘walking Computer’ kerana ingatan beliau yang luar biasa, beliau juga digelar ‘Deedat Plus’ kerana kebolehan beliau berhujah mengenai Islam dan Kristian sebagaimana Ahmad Deedat, tetapi Dr. Zakir Naik memiliki lebih banyak kelebihan lagi. Di dalam perdebatan, beliau secara bersahaja memetik kandungan Al-Quran, Hadith, Bible serta buku dan kajian terkini sains dan teknologi. Semuanya beliau lakukan dari ingatan luarbiasa beliau tanpa merujuk kepada sebarang teks.

Biodata Dr. William Campbell:
Beliau adalah seorang Missionary Kristian yang berkelulusan PhD bahagian teologi Kristian dan fasih berbahasa Arab. Beliau bertaraf ‘Ulama’ Kristian adalah seorang yang sangat kritis kepada ajaran Islam dan Al-Quran. Berbanding Dr Zakir Naik, beliau berhujah dengan merujuk kepada bahan-bahan bertulis yang beliau sediakan…tetapi yang ajaibnya adalah semua rujukan beliau itu dihafal secara ‘ayat ke ayat’ oleh Dr Zakir Naik.

Sesungguhnya melihat perdebatan tersebut akan membuatkan kita merasa takjub akan kurniaan Allah terhadap Dr Zakir Naik. Debat tersebut juga berjaya membongkar segala kesalahan ajaran Kristian secara ilmiah dan bukti konkrit yang sukar untuk ditolak oleh Dr William Campbell sendiri. Adalah dilaporkan, ratusan orang yang memeluk agama Islam setelah melihat perdebatan tersebut.
Debat ini adalah debat terakhir yang dibuat oleh Dr.Zakir Naik kerana cabarannya kepada pendeta-pendeta agama Yahudi, Buddha, Hindu, Atheis malahan Kristian untuk berdebat tentang kebenaran Islam tidak berani lagi disambut selepas itu. Mungkin mereka gentar kepada Dr. Zakir Naik yang memperlakukan Dr. William Campbell seperti seorang yang ‘hilang arah’ dan hujah ketika bertemu beliau.

Video salah seorang wanita beragama Hindu memeluk Islam secara LIVE di Peace TV selepas bertanya satu soalan kepada Dr. Zakir Naik. Setelah berpuas hati mendengar penjelasan daripada Dr. Zakir Naik, tanpa teragak-agak wanita ini mengucap 2 kalimah syahadah.

entry di ambil dari blog saudara ini.

kepada sahabat yang nak copy debat Qur’an and Bible in the light of Science..ana boleh kongsikan..insyaAllah

budak baru belajar

copy from http://subulassalam.blogspot.com/search/label/hebat%20ulama%27

Thursday, October 8, 2009



“Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah”
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarakatuhu...
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Ganjaran bersedekah
RasulAllah Shollallahu Alaihi Wa Sallam menganjurkan kepada kita umatnya untuk memperbanyak sedekah, hal itu dimaksudkan agar rezeki yang Allah berikan kepada kita menjadi bertambah berkah.
“Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah mendahului sedekah “
“Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah”
“Ubatilah penyakitmu dengan sedekah” .
Allah Ta’ala berfirman, ” Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga) maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah “.
{Qs. Al Lail (92) : 5-8}

coretan untuk kaum ADAM
Dariku HAWA, buatmu ADAM...

ADAM...
Maafkan aku jika coretan ini memanaskan hatimu. Sesungguhnya aku adalah HAWA, temanmu yang kau pinta semasa kau kesunyian di syurga dahulu. Aku asalnya dari tulang rusukmu yang bengkok. Jadi, tidak hairanlah jika perjalanan hidupku sentiasa inginkan bimbingan darimu. Sentiasa aku mahu terpesong dari landasan kerana aku buruan syaitan.

ADAM...
Maha Suci Allah yang mentakdirkan kaumku lebih ramai daripada bilangan kaummu di akhir zaman, inilah sebenarnya ketelitian Allah dalam urusan-Nya. Jika bilangan kaumku sedikit dari bilangan kaummu, nescaya merahlah dunia kerana darah manusia, kacau bilaulah suasana, sesama ADAM bermusuhan kerana HAWA. Buktinya sudah cukup nyata dari peristiwa Habil dan Qabil sehinggalah pada zaman cucu cicitnya. Pun begitu, maka tidak selaraslah undang-undang Allah yang mengharuskan beristeri lebih daripada satu tapi tidak lebih dari satu waktu.

ADAM...
Bukan kerana ramai isterimu yang membimbingkan aku. Tidak kerana sedikitnya yang merunsingkan aku. Tapi, aku risau, gundah gulana menyaksikan tingkah lakumu. Kau sejak dahulu lagi tahu bahawa aku mesti tunduk ketika menjadi isterimu. namun terasa berat pula untuk menyatakan isi perkara sebenarnya.

ADAM...
Aku tahu bahawa kau tahu dalam Al-Qu'ran ada ayat yang menyatakan "kaum lelaki adalah penguasa kepada kaum wanita.." kau diberi amaran untuk mendidik aku, kau diberi tanggungjawab untuk menjaga aku, mengawasi dan menjaga aku agar aku sentiasa dalam redha Tuhanmu dan Tuhanku. Tapi ADAM, nyata dan rata-rata apa yang sudah jadi pada kaumku ini?? Aku dan kaumku telah menderhakaimu. Ramai yang telah menyimpang dari jalan yang telah ditetapkan. Asalnya Allah menghendaki aku tinggal tetap di rumah. Jalan-jalan, pasar-pasar dan bandar-bandar bukan tempatku. Jika terpaksa aku keluar rumah, maka seluruh tubuhku mesti dibalut dari hujung rambut ke hujung kaki. Tapi realiti dan hakikatnya kini, HAWA telah berbuat lebih dari apa yang patut.

ADAM..
Mengapa kau biarkan aku begini?? Aku jadi ibu, aku jadi guru, "itu sudah tentu", katamu. Aku ibu dan guru pada anak-anak mu. Tapi sekarang, pada waktu yang sama, aku ke medan menguruskan urusan negara. Aku ke hutan memikul senjata. Padahal, kau duduk-duduk sahaja. Ada diantara kaummu yang menganggur tiada bekerja. Kau perhatikan sahaja aku panjat tangga di pejabat bomba. Kainku tinggi menyingsing paha mengamankan negara. Apa kau sekarang tidak lagi seperti dahulu? Apakah telah hilang kasih sucimu terhadap diriku?

ADAM...
Marahkah kau jika ku katakan"Andainya HAWA yang terpesong, maka kau yang patut tanggung". Sebab apa ADAM? Ramai yang berkata, jika anak jahat, mak bapak tak pandai mendidik, jika murid bodoh, guru yang tak pandai mengajar. ADAM, kau selalu berkata, "HAWA memang degil, tak mahu dengar kata, tak mudah makan nasihat, kepala batu.." Pada hematku yang dhaif ini ADAM, seharusnya kau tanya dirimu. Adakah didikanmu terhadapku sama seperti didikan Nabi s.a.w.terhadap isteri-isterinya??Adakah ADAM melayani HAWA seperti psikologi Muhammad s.a.w. terhadap mereka? Apakah akhlak ADAM boleh dijadikan contoh buat kaum HAWA? Aku, kaum HAWA merindukan kata-kata yang penuh kelembutan seperti Muhammad s.a.w. Namun mungkin aku tidak akan mendengar kata-kata seperti itu lagi, kerana kau, kaum ADAM kini bukanlah seperti Muhammad s.a.w. yang ku rindui...


ADAM...
Kau sebenarnya imam dan aku adalah makmum. Aku adalah pengikutmu kerana kau adalah ketua. Jika kau benar, maka benarlah aku. Jika kau lalai, maka lalailah aku. Wahai ADAM, kau punya kelebihan akal, manakala aku kelebihan nafsu. Akalmu sembilan, nafsumu satu. Akalku satu, nafsuku beribu! Oleh itu ADAM, gunakanlah kelebihan akalmu itu, untuk membimbingku, kerana aku sering lalai dan lupa, sering tergelincir ditolak nafsu dan konco-konconya.

ADAM...
Aku suka kalau kau mengimamai solatku pada setiap waktu. Akan ku aminkan bacaaan doamu. Lebih aku suka kalau kau bangunkan aku untuk bertahajut bersamamu. Kau kenalkan aku pada majlis-majlis agama. Kau ajari aku untuk pandai membaca dan memahami Al-Qur'an. Kau khabarkan kepadaku tentang fardu-fardu yang aku patut tahu. Tunjukkan perkara sebenar yang patut aku tahu wahai ADAM!

ADAM...
Akhir kata, ajari aku agar menjadi isterimu yang solehah. Didiklah aku supaya aku tunduk, patuh dan menghormatimu setiap waktu. Tolonglah aku ADAM agar aku tidak beku. Bantulah aku agar otakku tidak buntu. Selamatlah aku dari seksa neraka yang sudah tentu tiada siapa yang tegar menanggungnya...


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Hikmah di Balik Larangan dalam Syari’at Islam

Begitu banyak kaum yang binasa akibat melanggar syari’at sebagai alasan atas kejahilan dan kezaliman mereka. Allah Ta’ala berfirman, ertinya:

“Sungguh Kami telah mengemukakan amanah pada langit, bumi dan gunung-gunung. Maka semuanya enggan untuk memikul amanah tersebut dan mereka khuatir terhadapnya dan dipikullah amanah tersebut oleh manusia. Sungguh, manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al Ahzab:72)

Syaikh Abdurrahman Ibn Nashir as-Sa’di berkata, "Allah mengagungkan urusan amanah yang Dia amanatkan kepada para mukallaf, iaitu melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan, dalam kondisi sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan”.

Kenyataannya, majoriti manusia lebih sulit untuk meninggalkan larangan dibandingkan melaksanakan perintah padahal menurut logiknya, seharusnya meninggalkan larangan relatif lebih mudah dibandingkan melaksanakan perintah. Sebab untuk meninggalkan larangan tidak diperlukan usaha dan tenaga, berbeda dengan perintah. Hal ini disebabkan, meninggalkan perkara yang dilarang itu bertentangan dengan hawa nafsu.

Berbeda dengan melaksanakan perintah, yang pada umumnya tidak bertentangan dengan hawa nafsu. Kerana itulah Allah Ta’ala menganugerahkan ganjaran yang besar dan memberi pujian pada orang yang mampu menahan hawa nafsunya. Sebahagian ulama bahkan mengatakan larangan itu sifatnya lebih berat dibandingkan perintah. Sebab, tidak ada dispensasi (keringanan) sedikitpun bagi pelanggaran larangan, sedangkan pelaksanaan perintah dilakukan sesuai kemampuan sebagaimana sabda Nabi shallallaahu alaihi wa sallam, ertinya:

“Jika aku melarang dari sesuatu maka tinggalkanlah dan apabila aku perintahkan sesuatu kepada kalian maka lakukan semampu kalian.” (HR. Bukhari-Muslim)

Hal ini juga senada dengan ucapan sebagian salaf, “amal-amal kebajikan itu dilakukan oleh orang baik maupun penderhaka. Sedangkan maksiat hanya dapat ditinggalkan oleh orang yang shiddiq (jujur, teguh keimanannya) .”

Imam Ibn Qayyim rahimahullah berkata, “sesungguhnya bangunan dan pondasi syari’at dibangun atas hikmah dan kemaslahatan para hamba, di dunia dan akhirat. Seluruh syari’at Islam adalah keadilan, rahmat, maslahat dan hikmah.”

Syari’at Islam itu sendiri terdiri dari perintah dan larangan, maka larangan yang berlaku terhadap para hamba pun didasarkan atas hikmah dan kemaslahatan.

Tujuan dari syari’at (Maqaashidu Asy-Syari'ah) diantaranya iaitu:

(1) untuk pemeliharaan agama, seperti larangan bagi seorang Muslim untuk pindah agama,
(2) pemeliharaan jiwa, seperti larangan untuk membunuh jiwa tanpa alasan yang dibenarkan syari’at,
(3) pemeliharaan akal, seperti larangan untuk meminum khamr (arak),
(4) pemeliharaan keturunan, seperti larangan berzina
(5) pemeliharaan harta, seperti larangan mencuri.

Mengingat eksistensi larangan itu dibangun atas hikmah dan maslahat maka pelanggaran terhadap larangan dan perbuatan dosa pasti akan menimbulkan mudharat, baik di dunia maupun di akhirat. Perbuatan inilah yang telah membinasakan umat-umat terdahulu.

Bukankah akibat dosa dan maksiat yang menyebabkan Adam dan Hawa dikeluarkan dari syurga yang penuh dengan kenikmatan menuju dunia yang penuh dengan penderitaan dan kesedihan? Bukankah dosa yang menyebabkan tenggelamnya penduduk bumi (kaum Nabi Nuh), hingga air menutupi puncak-puncak gunung? Renungilah bagaimana suara yang menggelegar membinasakan kaum Tsamud, terjadinya hujan batu dan terangkatnya tanah hingga menjungkir balikkan kaum Luth, terkirimnya awan yang menurunkan hujan api yang menghancurkan kaum Syu’aib dan binasanya orang-orang yang zalim seperti Fir’aun disebabkan oleh dosa-dosa?

Sungguh seseorang belumlah dikatakan bertakwa selama ia masih melakukan perbuatan yang dilarang syari’at walaupun ia seorang yang tekun menjalankan perintah agama. Sebab definisi takwa itu sendiri melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-laranganNy a.

Termasuk cermin peribadi yang bertakwa iaitu meninggalkan perkara-perkara yang masih samar (syubhat), iaitu perkara yang tidak jelas antara kehalalan dan keharamannya. Sebab, apabaila seseorang terjerumus ke dalam perkara yang syubhat maka dikhuatirkan ia telah terjerumus ke dalam perkara yang haram sementara ia tidak menyadarinya. Jika perkara yang syubhat saja diperintahkan untuk ditinggalkan maka untuk perkara yang haram tentu lebih ditekankan untuk ditinggalkan sebagaimana sabda Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam, ertinya:

“Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Diantara keduanya ada perkara yang samar (syubhat), dimana kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjaga dirinya dari perkara-perkara yang samar, maka sungguh dia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Dan barang siapa yang terjatuh dalam perkara-perkara yang samar, maka ia akan terjatuh dalam perkara-perkara yang haram. Bagaikan penggembala kambing yang menggembalakan kambingnya diperbatasan orang lain, hampir-hampir dia jatuh ke dalamnya. Ketahuilah, setiap raja memiliki batasan. Ketahuilah, sesungguhnya batasan Allah adalah perkara-perkara yang diharamkanNya.” (HR. Bukhari-Muslim)

Sesungguhnya total agama itu kembali kepada pelaksanaan perintah, meninggalkan hal-hal yang dilarang dan menahan diri dari syubhat. Umar Ibn Abdul Aziz berkata,”bukanlah ketakwaan kepada Allah itu dengan shalat malam, puasa siang hari atau menggabungkan keduanya, namun ketakwaaan itu adalah mengerjakan apa-apa yang diwajibkan oleh Allah dan meninggalkan apa-apa yang diharamkan oleh Allah”.

Beliau juga berkata, "aku ingin sekiranya aku tidak mengerjakan shalat kecuali shalat lima waktu dan shalat witir; menunaikan zakat dan kemudian tidak bersedekah lagi meskipun hanya satu dirham; melaksanakan puasa Ramadhan dan kemudian tidak berpuasa lagi meskipun hanya satu hari; mengerjakan haji yang wajib dan kemudian tidak menunaikan haji lagi; akan tetapi kemudian aku kerahkan seluruh sisa kekuatan untuk menahan diri dari perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah.”

Benteng pelindung seorang hamba dari perkara-perkara yang haram dan dilarang adalah takwa kepada Allah. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, ertinya:

”Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada. Iringilah perbuatan burukmu dengan kebajikan, nescaya kebajikan itu akan menghapusnya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang mulia.” (HR. at-Tirmidzi, Ahmad)

Imam Ibn Rajab berkata, "perkara-perkara yang masuk ke dalam ketakwaan yang sempurna adalah melaksanakan perkara-perkara yang wajib dan meninggalkan perkara-perkara yang haram serta syubhat. Boleh juga masuk di dalamnya mengerjakan perkara-perkara yang sunnah dan meninggalkan perkara-perkara yang makruh. Inilah tingkat ketakwaan yang paling tinggi.”

(Diringkas dari buku Sepercik Hikmah di Balik Larangan dalam Syari’at Islam, Abu Faris An-Nuri, Media Tarbiyah)

by Andi Rahmanto
------------ --------

Pustaka Imam Asy-Syafi'i sent a message to the members of Pustaka Imam Asy-Syafi'i ( MailingList Facebook).