Tapal Batas dan Wilayah
Perbatasan antara Mesir dan Palestina dibuat pada tahun 1906, sementara perbatasan Palestina, Syria dan Libanon dibuat pada tahun 1920 sesuai dengan kesepakatan antara Prancis dan Inggris. Perserikatan Bangsa-bangsa mengesahkan memorandum Inggris yang berkenaan dengan perbatasan wilayah Timur antara Palestina dan Jordan pada tanggal 23 September 1922. Inggris dan Prancis memperbaharui perbatasan Palestina dengan Syria dan Libanon pada tahun 1922 dan 1923. Pembaharuan atau modifikasi ini memasukkan sebagian tanah Syria dan Libanon sebagai bagian dari Palestina.
Wilayah Palestina di saat berada di bawah mandat Inggris adalah 27, 000 Km2, dan panjangnya perbatasan darat dan laut 949 km, perbatasan darat 719 km dan perbatasan laut adalah 230 km. Perbatasan Palestina-Jordania merupakan perbatasan darat yang terpanjang bagi Palestina yang berjarak sekitar 360 km sementara itu panjangnya perbatasan dengan Mesir sekitara 210 km, dengan Libanon 79 km dan dengan Syria 70 km. Pantai Palestina di Laut Tengah adalah 244 km dan pantai yang terletak di Teluk Aqaba hanya berjarak 6 km.
Kalau kita amati secara seksama pada peta Palestina, kita akan segera mendapatkan bentuknya yang memanjang dengan panjangnya 450 km dimulai dari arah sebelah Utara dekat Banias yang berbatasan dengan Syria ke arah Selatan di Teluk Aqaba. Pada bagian yang paling terpanjang dari wilayah yang ada, memiliki lebar yang hampir tidak lebih dari 180 km. Bentuknya yang panjang ini tidaklah terlalu banyak manfaatnya karena itu bukan berbentuk bundar atau persegi yang pada akhirnya hanya akan memecahkan wilayah Palestina dan bukan menyatukannya. Maka perbatasan Palestina yang demikian menjadikannya sebagai negara darat-laut, walaupun bagian daratnya memang lebih dominan. Lebih dari itu, perbatasan kelihatannya memang terlalu panjang buat negara yang memiliki areal wilayah seperti ini. Maka setiap 37.5 km2 ada 1 km panjang perbatasan, dan ini merupakan rasio yang besar. Dan ini merupakan kelemahan yang paling besar dari aspek militer bila dibandingkan dengan perbatasan negara-negara lain.
Perbatasan-perbatasan Palestina di bagian Selatan sepanjang Laut Tengah dimulai di Ras Al Nakoura di bagian Barat. Itu terus mengarah ke daerah bagian Timur, tiba-tiba belok ke arah Utara yang membentuk semi pulau yang membentang antara Syria di Timur dan Libanon di Barat dengan jarak lebih dari 30 km. Sebenarnya perbatasan-perbatasan ini dirancang untuk memuaskan kaum Zionis. Mereka menghendaki perbatasan Utara dimulai di Sungai Litani, atau sebelah Utara perbatasan dewasa ini lebih kurang 40 km. Mereka juga menginginkan mata air Sungai Banias dan Al Qadhi untuk menjadi bagian dari perbatasan Palestina. Permintaan yang tidak biasa ini mendapat perlawanan dari pemerintahan boneka Prancis di Syria dan Libanon. Prancis terus berjuang untuk tetap mempertahankan sumber-sumber air Banias ke dalam negeri Syria untuk menjamin kelangsungan jalan yang menghubungkan antara wilayah Tenggara Syria di Utara ke Timur dari Libanon sebagai konpensasi hilangnya dua sungai Litani dan Banias. Ekspansi ke wilayah Selatan ini dimaksudkan untuk memasukkan mata air di wilayah tinggi bagi sungat Jordan. Ini juga akan menjadi bagian dari wilayah Palestina sepanjang perbatasan dengan sebagian wilayah Syria yang dekat dengan Sungai Banias dan Al Qadhi. Termasuk beberapa desa Libanon yang sangat dekat dengan Sungai Hasbani dan Litani, seperti Mansoura, Salha, Hwueen dan Tarbekha.
Perbatasan bagian Timur dari Utara ke Selatan secara jelas dimulai dari desa Banias di Syria, kemudian menuju arah Selatan, melalui Sungai Jordan dan mata airnya yang terletak dalam wilayah perbatasan Palestina. Perbatasan ini juga secara paralel melalui bukit-bukit Al Hola, menjadi indikasi jatuhnya wilayah ini ke dalam bagian Palestina. Perbatasan juga berada dekat pantai-pantai bagian Timur Laut dari Danau Al Tabariyya yang berjarak tidak lebih dari 10 m, hingga sampai para daerah Masfeer di bagian tengah dari pantai bagian timur. Dan dari sini mulai bergerak dan jauh dari danau sekitar 3 km atau lebih. Pada poin ini, perbatasan bergerak secara paralel dengan Sungai Jordan dan terus melalui Laut Mati sehingga sampai di Teluk Aqaba.
Perbatasan dengan Mesir dibuat sesuai dengan kesepakatan yang dibuat pada tahun 1906 antara utusan negara Utsmania dan dinasti Khedewui di Mesir. Perbatasan ini menjadi pemisahan secara managerial antra negara Hejaz dan Al Quds (Jerusalem) di satu sisi, dan dengan daerah semi-pulau (Peninsula) Seena di sisi lainnya. Perbatasan ini hampir bisa dikata sebagai satu garis lurus, dan bergerak secara paralel dengan garis longitude 34 ke arah Timur. Garis ini terus bergerak ke Timur bagian Seena menembus puncak-puncak bukit-bukit gurun pasir untuk menghubungkan Rafah di Laut Tengah dan Taba di Teluk Aqaba. Dan Inggris mengesahkan tapal batas ini pada saat pengumumannya dilaksanakan.
Geografi Palestina Palestina terletak di bagian barat benua Asia yang membentang antara garis lintang meridian 15-34 dan 40-35 ke arah timur, dan antara garis lintang meridian 30-29 dan 15-33 ke arah utara. Palestina membentuk bagian tenggara dari kesatuan geografis yang besar di belahan timur dunia Arab yang disebut dengan negeri Syam. Selain Palestina, negeri Syam terdiri dari Libanon, Syria dan Jordania. Pada awalnya negara-negara ini punya perbatasan yang kolektif di luar perbatasannya dengan Mesir. Perbatasan Palestina dimulai dengan Libanon di Ras El-Nakoura di wilayah laut Meditarania (Laut Tengah) dan dengan garis lurus mengarah ke Timur sampai ke daerah di setelah kota kecil Libanon yaitu kota Bent Jubayel, di mana garis pemisah antara kedua negara ini miring ke Utara dengan sudut yang hampir lurus. Pada titidk ini, perbatasan berada mengitari mata air sungai Jordan yang menjadi bagian dari Palestina dalam jalan kecil yang membatasinya dari wilayah Timur dengan wilayah Syria dan danau Al Hola, Lout dan Tabariyya. Perbatasan dengan Jordan dimulai di wilayah Selatan danau Tabariyya pada pembuangan sungai Al Yarmouk. Terus sepanjang sungai Jordan. Dari mata air sungai Jordan, perbatasan ini ke arah Selatan membelah pertengahan Laut Mati secara geometrikal dan lembah Araba, hingga sampai pada daerah Aqaba. Perbatasan dengan Mesir dapat digambarkan dengan garis yang hampir membentuk garis lurus yang membelah antara daerah semi-pulau Seena dan padang pasir Al Naqab. Perbatasan ini dimulai di Rafah di Laut Tengah hingga sampai ke daerah Taba di Teluk Aqaba. Di bagian Barat, Palestina terletak di sebelah perairan lepas internasional dari Laut Tengah dengan jarak sekitar 250 Km dari Ras El-Nakoura di belah Selatan hingga Rafah di bagian Selatan. Karena lokasinya terletak di pertengahan negara-negara Arab, Palestina membentuk kombinasi geografis yang natural dan humanistik bagi medan terestrial yang luas yang memuat kehidupan orang-orang asli Badui di wilayah Selatan dan gaya pendudukan yang sudah lama di bagian Utara. Tanah Palestina punya keistimewaan dibanding dengan daerah lain karena merupakan bagian dari tempat tinggalnya manusia pertama, tempat diturunkannya semua agama samawi, tempat di mana peradaban kuno muncul, menjadi jembatan aktifitas komersial dan tempat penyusupan ekspedisi militer di sepanjang era bersejarah yang berbeda. Lokasi strategis yang dinikmati Palestina memungkinkannya untuk faktor penghubung antara berbagai benua bagi dunia kuno Asia, Afrika dan Eropa. Palestina juga menjadi tempat yang dijadikan pintu masuk bagi perjalanan ke tempat-tempat jiran. Ia menjadi jembatan penghubung bagi manusia sejak dahulu kala, sebagaimana ia juga menikmati lokasi sentral yang memikat seluruh orang yang mau bermukim dan hidup dalam kemakmuran. Maka dari itu sangat alami kalau Palestina menjadi pusat bagi kerakusan banyak orang yang ingin berkuasa dan mengeksploitasi keistimewaannya.
Dalam kondisi baik damai maupun perang, lokasi Palestina sangatlah signifikan. Pada zaman kuno dahulu, Palestina merupakan salah satu route perdagangan internasional yang terpenting. Ia menghubungkan tempat peradaban Lembah Nil dan wilayah Selatan negeri Syria dan Iraq pada bagian lainnya. Palestina selalu saja menjadi tempat berlalu lalangnya kafilah pedagang baik dahulu kala ataupun pada zaman setelah kedatangan Islam. Kafilah Arab pada musim panas zaman dahulu selalu berjalan dari jazirah Arab menuju arah Palestina sebagai bagian dari apa yang disebutkan oleh Al Qur抋n yaitu perjalanan di waktu musim panas dan dingin.
Itu juga merupakan route bagi kabilah-kabilah Arab yang berpergian ke negeri Syria atau Afrika Utara yang datang dari peninsula Arab. Beberapa dari kabilah ini tetap bermukim di Palestina sementara yang lainnya berdiam di wilayah-wilayah jiran.
Signifikansi letak Palestina yang sangat strategis bagi roda komersial terus bertambah pada era Mamalik di saat wilayah tersebut menjadi route bagi kafilah-kafilah komersial yang membawa komoditas bisnis dari Timur Jauh ke Eropa dan sebaliknya. Kapal-kapal dagang biasa berlabuh di Aden dan menurunkan barang-barang kargo yang akan ditransportasikan oleh kafilah-kafilah melewati daerah Yaman dan Hejaz, dan kemudian terus ke pelabuhan Palestina di Laut Tengah (Meditarania). Kapal-kapal yang berada di pelabuhan menunggu untuk diisi dengan berbagai macam komoditas seperti sutera, minyak wangi, permata dan sebangsanya yang akan ditransfer ke pelabuhan Eropa.
Lokasi komersial penting yang terus dinikmati oleh Palestina karena ia menjadi titik temu yang menghubungkan antara lingkungan musiman dan sirkular di wilayah Selatan Asia dan Timur Dekat di satu pihak dan lingkungan Laut Tengah, Eropa Tengah dan Barat di pihak yang lain. Namun tidak diragukan lagi, bahwa perbedaan lingkungan dengan produk-produk yang berbeda memberikan kontribusi yang besar terhadap transaksi komersial. Dengan demikian lokasi Palestina menghubungkan peradaban cocok tanam (pertanian) Timur dengan peradaban industrial Barat. Maka dari itu, Palestina menjadi jalan perdagangan internasional dan sebangsa pelancong lainya yang penting, baik itu untuk jalur darat, laut dan udara.
Pada bagian lain, pelabuhan Palestina menyediakan negeri-negeri jirannya di wilayah Timur di Syria dan Jordan dengan berbagai pelayanan-pelayanan hingga tahun 1948. Perdagangan internasional Jordan sangat tergantung pada pelabuhan-pelabuhan ini, tapi hal tersebut berubah arah geografikalnya setelah pendudukan Zionis atas bumi Palestina terjadi. Setelah itu, para pedagang Jordan menuju ke arah pelabuhan Lebanon dan Syria, di samping pelabuhan yang ada di teluk Aqaba. Minyak Iraq yang mengalir dari ladang-ladangnya di daerah Karkouk ke wilayah Utara Iraq ke penyulingan di daerah Haifa juga distop pada tahun 1948.
Kalau kita tidak melibatkan pelabuhan Gaza di mana layanannya hanya terbatas pada wilayah Gaza, pelabuhan-pelabuhan Palestina lainnya baik itu yang berada di Laut Tengah seperti Haifa, Jaffa, Asdoud, Akka, Ashkelon atau yang terletak di Teluk Aqaba seperti Elat, tetap masih memberikan pelayanan yang berarti bagi negeri Zionis. Ini dikarenakan arah perdagangan Palestina membentang di sepanjang pelabuhan-pelabuhan Laut Tengah menuju Eropa, Amerika Utara dan Amerika Latin. Dari pelabuhan Elat ke Asia Selatan, Timur Jauh dan wilayah Timur Afrika.
Dari aspek militer, lokasi Palestina juga penting karena secara faktual bahwa wilayah ini adalah pusat berbagai ekspedisi militer yang terjadi. Ini dianggap penting karena memang negara-negara asing telah menjadikannya sebagai route dalam invasi-invasi militer yang mereka lakukan. Banyak bangsa-bangsa dan kekuatan asing telah menduduki Palestina seperti Babylonia, Ashouria, Al Hethyeen, Parsia, Yunani dan Romawi yang pada akhirnya menyatu dalam wadah negara Islam Raya dan menjadi bagian yang tak terpisahkan darinya.
Pada masa akhir abad ke Delapan belas, Palestina diserang oleh ekspedisi militer yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte, yang bertujuan untuk menduduki wilayah negeri Syria. Namun ia gagal untuk menguasai Akka karena dipukul mundur oleh keberanian yang tinggi yang dilakukan oleh rakyat Palestina dan pemimpin Akka yang bernama Ahmed el Azaz.
Pada abad yang lalu, yaitu pada saat Perang Dunia Pertama, Palestina menjadi bulan-bulanan invasi kekuatan Inggris yang dapat menjatuhkan Kekhalifaan Otsmania dan menjajah negeri tersebut dengan dasar pemikiran mendapatkan mandat dari Inggris. Kekuatan Inggris dan Sekutu banyak memanfaatkan lokasi Palestina yang strategis dalam Perang Dunia Kedua. Sebelum meninggalkan Palestina pada tanggal 25 Mei 1948, Inggris membukakan jalan bagi pendirian negara Zionis di sana untuk dijadikan sebagai basis negara-negara Barat dan titik pemisah yang membagi badan bangsa Arab yang Islam. Sejak tahun 1948 hingga dewasa ini, negara Zionis masih menjajah Palestina dan mengeksploitasi kekayaannya serta memanfaatkan lokasi geografisnya yang strategis untuk kepentingan sikap permusuhan dan rencana-rencana keji anti-Arab yang mereka galang.
Perbatasan antara Mesir dan Palestina dibuat pada tahun 1906, sementara perbatasan Palestina, Syria dan Libanon dibuat pada tahun 1920 sesuai dengan kesepakatan antara Prancis dan Inggris. Perserikatan Bangsa-bangsa mengesahkan memorandum Inggris yang berkenaan dengan perbatasan wilayah Timur antara Palestina dan Jordan pada tanggal 23 September 1922. Inggris dan Prancis memperbaharui perbatasan Palestina dengan Syria dan Libanon pada tahun 1922 dan 1923. Pembaharuan atau modifikasi ini memasukkan sebagian tanah Syria dan Libanon sebagai bagian dari Palestina.
Wilayah Palestina di saat berada di bawah mandat Inggris adalah 27, 000 Km2, dan panjangnya perbatasan darat dan laut 949 km, perbatasan darat 719 km dan perbatasan laut adalah 230 km. Perbatasan Palestina-Jordania merupakan perbatasan darat yang terpanjang bagi Palestina yang berjarak sekitar 360 km sementara itu panjangnya perbatasan dengan Mesir sekitara 210 km, dengan Libanon 79 km dan dengan Syria 70 km. Pantai Palestina di Laut Tengah adalah 244 km dan pantai yang terletak di Teluk Aqaba hanya berjarak 6 km.
Kalau kita amati secara seksama pada peta Palestina, kita akan segera mendapatkan bentuknya yang memanjang dengan panjangnya 450 km dimulai dari arah sebelah Utara dekat Banias yang berbatasan dengan Syria ke arah Selatan di Teluk Aqaba. Pada bagian yang paling terpanjang dari wilayah yang ada, memiliki lebar yang hampir tidak lebih dari 180 km. Bentuknya yang panjang ini tidaklah terlalu banyak manfaatnya karena itu bukan berbentuk bundar atau persegi yang pada akhirnya hanya akan memecahkan wilayah Palestina dan bukan menyatukannya. Maka perbatasan Palestina yang demikian menjadikannya sebagai negara darat-laut, walaupun bagian daratnya memang lebih dominan. Lebih dari itu, perbatasan kelihatannya memang terlalu panjang buat negara yang memiliki areal wilayah seperti ini. Maka setiap 37.5 km2 ada 1 km panjang perbatasan, dan ini merupakan rasio yang besar. Dan ini merupakan kelemahan yang paling besar dari aspek militer bila dibandingkan dengan perbatasan negara-negara lain.
Perbatasan-perbatasan Palestina di bagian Selatan sepanjang Laut Tengah dimulai di Ras Al Nakoura di bagian Barat. Itu terus mengarah ke daerah bagian Timur, tiba-tiba belok ke arah Utara yang membentuk semi pulau yang membentang antara Syria di Timur dan Libanon di Barat dengan jarak lebih dari 30 km. Sebenarnya perbatasan-perbatasan ini dirancang untuk memuaskan kaum Zionis. Mereka menghendaki perbatasan Utara dimulai di Sungai Litani, atau sebelah Utara perbatasan dewasa ini lebih kurang 40 km. Mereka juga menginginkan mata air Sungai Banias dan Al Qadhi untuk menjadi bagian dari perbatasan Palestina. Permintaan yang tidak biasa ini mendapat perlawanan dari pemerintahan boneka Prancis di Syria dan Libanon. Prancis terus berjuang untuk tetap mempertahankan sumber-sumber air Banias ke dalam negeri Syria untuk menjamin kelangsungan jalan yang menghubungkan antara wilayah Tenggara Syria di Utara ke Timur dari Libanon sebagai konpensasi hilangnya dua sungai Litani dan Banias. Ekspansi ke wilayah Selatan ini dimaksudkan untuk memasukkan mata air di wilayah tinggi bagi sungat Jordan. Ini juga akan menjadi bagian dari wilayah Palestina sepanjang perbatasan dengan sebagian wilayah Syria yang dekat dengan Sungai Banias dan Al Qadhi. Termasuk beberapa desa Libanon yang sangat dekat dengan Sungai Hasbani dan Litani, seperti Mansoura, Salha, Hwueen dan Tarbekha.
Perbatasan bagian Timur dari Utara ke Selatan secara jelas dimulai dari desa Banias di Syria, kemudian menuju arah Selatan, melalui Sungai Jordan dan mata airnya yang terletak dalam wilayah perbatasan Palestina. Perbatasan ini juga secara paralel melalui bukit-bukit Al Hola, menjadi indikasi jatuhnya wilayah ini ke dalam bagian Palestina. Perbatasan juga berada dekat pantai-pantai bagian Timur Laut dari Danau Al Tabariyya yang berjarak tidak lebih dari 10 m, hingga sampai para daerah Masfeer di bagian tengah dari pantai bagian timur. Dan dari sini mulai bergerak dan jauh dari danau sekitar 3 km atau lebih. Pada poin ini, perbatasan bergerak secara paralel dengan Sungai Jordan dan terus melalui Laut Mati sehingga sampai di Teluk Aqaba.
Perbatasan dengan Mesir dibuat sesuai dengan kesepakatan yang dibuat pada tahun 1906 antara utusan negara Utsmania dan dinasti Khedewui di Mesir. Perbatasan ini menjadi pemisahan secara managerial antra negara Hejaz dan Al Quds (Jerusalem) di satu sisi, dan dengan daerah semi-pulau (Peninsula) Seena di sisi lainnya. Perbatasan ini hampir bisa dikata sebagai satu garis lurus, dan bergerak secara paralel dengan garis longitude 34 ke arah Timur. Garis ini terus bergerak ke Timur bagian Seena menembus puncak-puncak bukit-bukit gurun pasir untuk menghubungkan Rafah di Laut Tengah dan Taba di Teluk Aqaba. Dan Inggris mengesahkan tapal batas ini pada saat pengumumannya dilaksanakan.
Geografi Palestina Palestina terletak di bagian barat benua Asia yang membentang antara garis lintang meridian 15-34 dan 40-35 ke arah timur, dan antara garis lintang meridian 30-29 dan 15-33 ke arah utara. Palestina membentuk bagian tenggara dari kesatuan geografis yang besar di belahan timur dunia Arab yang disebut dengan negeri Syam. Selain Palestina, negeri Syam terdiri dari Libanon, Syria dan Jordania. Pada awalnya negara-negara ini punya perbatasan yang kolektif di luar perbatasannya dengan Mesir. Perbatasan Palestina dimulai dengan Libanon di Ras El-Nakoura di wilayah laut Meditarania (Laut Tengah) dan dengan garis lurus mengarah ke Timur sampai ke daerah di setelah kota kecil Libanon yaitu kota Bent Jubayel, di mana garis pemisah antara kedua negara ini miring ke Utara dengan sudut yang hampir lurus. Pada titidk ini, perbatasan berada mengitari mata air sungai Jordan yang menjadi bagian dari Palestina dalam jalan kecil yang membatasinya dari wilayah Timur dengan wilayah Syria dan danau Al Hola, Lout dan Tabariyya. Perbatasan dengan Jordan dimulai di wilayah Selatan danau Tabariyya pada pembuangan sungai Al Yarmouk. Terus sepanjang sungai Jordan. Dari mata air sungai Jordan, perbatasan ini ke arah Selatan membelah pertengahan Laut Mati secara geometrikal dan lembah Araba, hingga sampai pada daerah Aqaba. Perbatasan dengan Mesir dapat digambarkan dengan garis yang hampir membentuk garis lurus yang membelah antara daerah semi-pulau Seena dan padang pasir Al Naqab. Perbatasan ini dimulai di Rafah di Laut Tengah hingga sampai ke daerah Taba di Teluk Aqaba. Di bagian Barat, Palestina terletak di sebelah perairan lepas internasional dari Laut Tengah dengan jarak sekitar 250 Km dari Ras El-Nakoura di belah Selatan hingga Rafah di bagian Selatan. Karena lokasinya terletak di pertengahan negara-negara Arab, Palestina membentuk kombinasi geografis yang natural dan humanistik bagi medan terestrial yang luas yang memuat kehidupan orang-orang asli Badui di wilayah Selatan dan gaya pendudukan yang sudah lama di bagian Utara. Tanah Palestina punya keistimewaan dibanding dengan daerah lain karena merupakan bagian dari tempat tinggalnya manusia pertama, tempat diturunkannya semua agama samawi, tempat di mana peradaban kuno muncul, menjadi jembatan aktifitas komersial dan tempat penyusupan ekspedisi militer di sepanjang era bersejarah yang berbeda. Lokasi strategis yang dinikmati Palestina memungkinkannya untuk faktor penghubung antara berbagai benua bagi dunia kuno Asia, Afrika dan Eropa. Palestina juga menjadi tempat yang dijadikan pintu masuk bagi perjalanan ke tempat-tempat jiran. Ia menjadi jembatan penghubung bagi manusia sejak dahulu kala, sebagaimana ia juga menikmati lokasi sentral yang memikat seluruh orang yang mau bermukim dan hidup dalam kemakmuran. Maka dari itu sangat alami kalau Palestina menjadi pusat bagi kerakusan banyak orang yang ingin berkuasa dan mengeksploitasi keistimewaannya.
Dalam kondisi baik damai maupun perang, lokasi Palestina sangatlah signifikan. Pada zaman kuno dahulu, Palestina merupakan salah satu route perdagangan internasional yang terpenting. Ia menghubungkan tempat peradaban Lembah Nil dan wilayah Selatan negeri Syria dan Iraq pada bagian lainnya. Palestina selalu saja menjadi tempat berlalu lalangnya kafilah pedagang baik dahulu kala ataupun pada zaman setelah kedatangan Islam. Kafilah Arab pada musim panas zaman dahulu selalu berjalan dari jazirah Arab menuju arah Palestina sebagai bagian dari apa yang disebutkan oleh Al Qur抋n yaitu perjalanan di waktu musim panas dan dingin.
Itu juga merupakan route bagi kabilah-kabilah Arab yang berpergian ke negeri Syria atau Afrika Utara yang datang dari peninsula Arab. Beberapa dari kabilah ini tetap bermukim di Palestina sementara yang lainnya berdiam di wilayah-wilayah jiran.
Signifikansi letak Palestina yang sangat strategis bagi roda komersial terus bertambah pada era Mamalik di saat wilayah tersebut menjadi route bagi kafilah-kafilah komersial yang membawa komoditas bisnis dari Timur Jauh ke Eropa dan sebaliknya. Kapal-kapal dagang biasa berlabuh di Aden dan menurunkan barang-barang kargo yang akan ditransportasikan oleh kafilah-kafilah melewati daerah Yaman dan Hejaz, dan kemudian terus ke pelabuhan Palestina di Laut Tengah (Meditarania). Kapal-kapal yang berada di pelabuhan menunggu untuk diisi dengan berbagai macam komoditas seperti sutera, minyak wangi, permata dan sebangsanya yang akan ditransfer ke pelabuhan Eropa.
Lokasi komersial penting yang terus dinikmati oleh Palestina karena ia menjadi titik temu yang menghubungkan antara lingkungan musiman dan sirkular di wilayah Selatan Asia dan Timur Dekat di satu pihak dan lingkungan Laut Tengah, Eropa Tengah dan Barat di pihak yang lain. Namun tidak diragukan lagi, bahwa perbedaan lingkungan dengan produk-produk yang berbeda memberikan kontribusi yang besar terhadap transaksi komersial. Dengan demikian lokasi Palestina menghubungkan peradaban cocok tanam (pertanian) Timur dengan peradaban industrial Barat. Maka dari itu, Palestina menjadi jalan perdagangan internasional dan sebangsa pelancong lainya yang penting, baik itu untuk jalur darat, laut dan udara.
Pada bagian lain, pelabuhan Palestina menyediakan negeri-negeri jirannya di wilayah Timur di Syria dan Jordan dengan berbagai pelayanan-pelayanan hingga tahun 1948. Perdagangan internasional Jordan sangat tergantung pada pelabuhan-pelabuhan ini, tapi hal tersebut berubah arah geografikalnya setelah pendudukan Zionis atas bumi Palestina terjadi. Setelah itu, para pedagang Jordan menuju ke arah pelabuhan Lebanon dan Syria, di samping pelabuhan yang ada di teluk Aqaba. Minyak Iraq yang mengalir dari ladang-ladangnya di daerah Karkouk ke wilayah Utara Iraq ke penyulingan di daerah Haifa juga distop pada tahun 1948.
Kalau kita tidak melibatkan pelabuhan Gaza di mana layanannya hanya terbatas pada wilayah Gaza, pelabuhan-pelabuhan Palestina lainnya baik itu yang berada di Laut Tengah seperti Haifa, Jaffa, Asdoud, Akka, Ashkelon atau yang terletak di Teluk Aqaba seperti Elat, tetap masih memberikan pelayanan yang berarti bagi negeri Zionis. Ini dikarenakan arah perdagangan Palestina membentang di sepanjang pelabuhan-pelabuhan Laut Tengah menuju Eropa, Amerika Utara dan Amerika Latin. Dari pelabuhan Elat ke Asia Selatan, Timur Jauh dan wilayah Timur Afrika.
Dari aspek militer, lokasi Palestina juga penting karena secara faktual bahwa wilayah ini adalah pusat berbagai ekspedisi militer yang terjadi. Ini dianggap penting karena memang negara-negara asing telah menjadikannya sebagai route dalam invasi-invasi militer yang mereka lakukan. Banyak bangsa-bangsa dan kekuatan asing telah menduduki Palestina seperti Babylonia, Ashouria, Al Hethyeen, Parsia, Yunani dan Romawi yang pada akhirnya menyatu dalam wadah negara Islam Raya dan menjadi bagian yang tak terpisahkan darinya.
Pada masa akhir abad ke Delapan belas, Palestina diserang oleh ekspedisi militer yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte, yang bertujuan untuk menduduki wilayah negeri Syria. Namun ia gagal untuk menguasai Akka karena dipukul mundur oleh keberanian yang tinggi yang dilakukan oleh rakyat Palestina dan pemimpin Akka yang bernama Ahmed el Azaz.
Pada abad yang lalu, yaitu pada saat Perang Dunia Pertama, Palestina menjadi bulan-bulanan invasi kekuatan Inggris yang dapat menjatuhkan Kekhalifaan Otsmania dan menjajah negeri tersebut dengan dasar pemikiran mendapatkan mandat dari Inggris. Kekuatan Inggris dan Sekutu banyak memanfaatkan lokasi Palestina yang strategis dalam Perang Dunia Kedua. Sebelum meninggalkan Palestina pada tanggal 25 Mei 1948, Inggris membukakan jalan bagi pendirian negara Zionis di sana untuk dijadikan sebagai basis negara-negara Barat dan titik pemisah yang membagi badan bangsa Arab yang Islam. Sejak tahun 1948 hingga dewasa ini, negara Zionis masih menjajah Palestina dan mengeksploitasi kekayaannya serta memanfaatkan lokasi geografisnya yang strategis untuk kepentingan sikap permusuhan dan rencana-rencana keji anti-Arab yang mereka galang.
1 comment:
bagus..bagus..
Post a Comment